Kamis, 26 Juli 2012

SBY Angkat Biacara Soal Krisis Tahu & Tempe

Presiden RI
 Jakarta - Presiden SBY angkat bicara soal lonjakan harga kedelai di dalam negeri yang memicu aksi mogok produksi para perajin tempe dan tahu. SBY meminta kepada perajin maupun importir kedelai bekerjasama dengan pemerintah terkait lonjakan harga kedelai saat ini.

"Saya menyeru kepada dunia usaha dan importir, mari bekerjasama dengan negara. Kalau sudah dibebaskan bea masuknya, maka harga satuan pada konsumen akhir bisa lebih dijangkau rakyat," ujar Presiden SBY.

Seruan ini disampaikannya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (25/7/2012). Agenda rapat adalah persiapan materi pidato nota dan postur RAPBN 2013.

Sebelumnya dipaparkan, bahwa kenaikan harga kedelai dunia ini adalah dampak kekeringan di AS, Brasil dan Argentina yang adalah produsen utama komoditas itu. Disisi lain, permintaan terhadap kedelai justru meningkat akibat dari pertambahan pesat jumlah penduduk.

"Ditambah kompleksitas masalah geopolitik dan krisis ekonomi, kini dunia diharapkan pada tantangan ketersediaan pangan berpengaruh terhadap harga," sambung SBY.

Dampaknya di Indonesia terasa di antaranya dengan naiknya harga kedelai dari Rp 6 ribu per Kg kini menjadi Rp 8 ribu per Kg. Kenaikan ini yang belakangan membuat kerepotan para perajin tempe dan tahu yang merupakan pasar utama kedelai.

"Langkah jangka pendek telah kita putuskan, yaitu dengan hapus bea masuk sehingga harapannya bisa tekan kenaikan harga," sambung SBY.

 Sumber : detikcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar