Jumat, 19 Oktober 2012

Asal Usul Danau Toba Sesungguhnya



Danau toba sesungguhnya berasal dari sebuah letusan gunung berapi raksasa (supervolcano) yang terjadi 73 ribu tahun lalu. Letusan Toba ini adalah yang ketiga, dua letusan sebelumnya sudah pernah terjadi dalam jangka waktu 1 juta tahun. Letusan Toba yang menciptakan danau Toba sekarang diperkirakan memiliki indeks Ledakan Vulkanis 8 (Mega Kolosal) sedemikian hingga membentuk kompleks kawah berukuran 3 ribu km persegi. Volume erupsi diperkirakan antara 2 ribu hingga 3 ribu km kubik magma dan 800 km kubiknya terendapkan sebagai abu vulkanis. Ukuran ledakannya adalah dua kali letusan gunung Tambora tahun 1815. Letusan gunung Tambora saat itu saja sudah cukup menghasilkan “Tahun Tanpa Musim Panas” di belahan bumi utara.

Menurut Alan Robock, letusan Toba tidak memicu zaman es. Penelitiannya yang menganalisa emisi 6 miliar ton sulfur dioksida dalam simulasinya menunjukkan pendinginan global maksimum sekitar 15 °C, tiga tahun setelah letusan. Ini berarti garis pepohonan dan salju sekitar 3000 meter lebih rendah dari sekarang. Dalam beberapa dekade, iklim kembali pulih.

Walau ada banyak perbedaan pendapat dan metode, para ilmuan setuju kalau letusan super Toba mengakibatkan lapisan hujan abu yang sangat tebal dan masuknya gas-gas beracun ke atmofer, sehingga mempengaruhi iklim dunia masa itu. Beberapa menduga peristiwa ini memicu zaman es 1000 tahun yang terjadi kemudian.

Menceritakan Asal Usul Danau Toba sesungguhnya pada Anak-anak

Sains sekarang telah cukup maju untuk mengetahui asal usul danau Toba yang sesungguhnya. Dan cerita asal usul ini ternyata jauh lebih mengagumkan, jauh lebih mengesankan dari sekedar dongeng. Kenapa mengajarkan dongeng sementara sains telah memberikan penjelasan yang lebih spektakuler lagi mengenai asal usul Danau Toba? Tampaknya sebagian besar dari kita masih belum tahu tentang asal usul Danau Toba. Dan kalaupun tahu, masih tidak tahu cara mengkomunikasikan fakta ilmiah ini pada anak-anak. Berikut kami tawarkan sebuah cerita anak yang lebih spektakuler, berdasarkan fakta sesungguhnya, mengenai asal usul danau Toba.

Di Zaman Dahulu kala, Ada seorang pemburu yang tinggal di sebuah padang rumput. Ia adalah leluhur kita. Pekerjaannya sehari-hari adalah memburu hewan paginya, kembali ke tempat berkumpul bersama keluarganya di waktu petang.
Matahari baru terbenam kala itu. Sang pemburu asyik bermain dengan istri dan anak-anaknya. Anggota kelompok lain sedang menyalakan api. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara gemuruh dari langit.
 


Peta Fraktura Sisa Letusan di Danau Toba

Di waktu tengah malam, ada sesuatu yang muncul dari langit. Terjadi hujan yang aneh. Hujan abu. Sang pemburu dan kelompoknya harus segera meninggalkan tempat tersebut dan mencari tempat baru. Abu terus mengguyur. Pemburu dan keluarganya berusaha ke barat, menjauh dari asal abu. Setelah setahun mereka berjalan ke barat, mereka bertemu dengan hutan rimba dan pegunungan sangat tinggi. Daerah ini ganas. Walaupun banyak hewan buruan, tapi lebih sering para pemburu lah yang dimakan oleh hewan. Kepala suku memutuskan agar kelompok pergi ke utara dan menghindari hutan lebat di barat.

Maka berangkatlah para pemburu yang tersisa ke arah utara. Di utara mereka menemukan banyak sumber makanan, walaupun cuaca saat itu sangat dingin. Hewan hewan yang tidak mampu bertahan di cuaca dingin mudah diburu dan karenanya dapat menjamin kelangsungan kelompok.

Pada akhirnya para leluhur sampai di sebuah selat. Di seberang selat ada daratan. Walaupun sama saja dengan di sini, tapi mungkin ada hal baru di sana. Hewan-hewan di sini semakin langka dan iklim semakin kering. Maka para leluhur membuat sampan untuk menyeberangi selat.

Di seberang selat adalah daerah yang ternyata tidak lebih baik dari daerah asal para leluhur. Disini kering, pasir dan abu dimana-mana. Para leluhur harus berjalan terus di tepi pantai agar tidak terjebak di tengah gurun. Mereka terus berjalan dan berjalan.

Pada akhirnya mereka tiba di sebuah dunia yang aneh. Dunia abu-abu, segalanya penuh tertutup abu. Tampaknya lebih baik disini daripada di dunia pasir. Lewat musyawarah, akhirnya leluhur memutuskan untuk masuk ke dunia abu.
Di dunia abu ini, mereka bertemu dengan penduduk asli. Mereka sama dengan leluhur. Ternyata mereka adalah kelompok lain yang telah lebih dulu sampai di sini. Mereka bercengkerama dan berbagi cerita. Mereka juga berbagi trik dan cara bertahan hidup. Setiap anggota kelompok tahu cara membuat api karena disini malam dan siang hampir sama gelapnya. Dan tanpa api mereka dapat tersesat di hutan.

Seiring berjalannya waktu, debu tidak lagi turun. Matahari mulai jelas terlihat. Para leluhur memutuskan untuk tidak tinggal di dunia abu-abu yang sekarang mulai hijau. Mereka berencana mencari tempat baru di timur. Mereka kembali bertualang. Jumlah leluhur sudah sangat banyak, hanya beberapa orang saja yang meneruskan perjalanan. Mereka adalah para pemberani yang gemar bertualang. Mereka menembus hutan belantara dan mendaki gunung yang tinggi. Mereka bertemu banyak sekali hal-hal menakjubkan. Dari permata hingga hewan unik. Semua halangan berhasil dilalui, hingga sang leluhur akhirnya tiba di sebuah selat.

Para leluhur memutuskan untuk menyeberang selat itu dan tiba di tanah Sumatera. Mereka berjalan terus ke pedalaman dan akhirnya tiba di sebuah Danau. Danau Toba yang besar dan berasap. Mereka memandang pada keluasan danau yang luar biasa. Membentang dengan indahnya. Leluhur yang paling pintar melihat adanya semburan abu kecil di pinggiran danau. Ia tersadar kalau inilah sumber gemuruh raksasa yang pernah leluhur mereka dengar dahulu. Inilah penyebab kenapa leluhur mulai mengungsi di masa lalu. Inilah penyebab keberadaan kita disini. Ini Danau Toba.

Para leluhur merasa telah tiba pada tujuannya. Merekapun tinggal di sekitar Danau Toba. Waktu berlalu dan leluhur terus beranak pinak. Merekalah leluhur suku Batak. Suku Batak lahir di sini, tak berapa lama setelah lahirnya Danau Toba. Bisa dikatakan kalau Batak dan Toba adalah saudara. Danau Toba lahir dan mengundang leluhur untuk menemaninya. Ya, gemuruh itu adalah tanda kelahiran Danau Toba. Ia berasal dari Letusan Gunung Api raksasa yang melontarkan abu-abunya ke angkasa. Itulah asal usul Danau Toba.

 

Letusan Gunung Berapi Terdahsyat Dalam Sejarah

Indonesia yang baru saja dikejutkan dengan peristiwa meletusnya gunung Merapi di Sleman Jogjakarta selain memiliki banyak gunung berarti aktif, juga mempunyai beberapa gunung berapi yang letusannya pernah membikin bencana dahsyat di muka bumi. Bukan hanya berefek disekitarnya bahkan juga memberi efek kepada daerah yang lebih luas bahkan jarak jangkau yang cukup jauh.


Berikut ini data beberapa letusan gunung berapi yang paling mematikan yang pernah terjadi dimuka bumi ini:


   























1.  Letusan gunung Toba ( Sumatera Utara )

Gunung Toba meletus sekitar 74.000 tahun yang lalu. Akibat letusan yang dahsyat tersebut umat manusia di bebagai belahan bumi banyak yang meninggal karena oerubahan iklim yang sangat dahsyat. Letusa tersebut mengakibatkan lubang besar sekitar 300 hektar yang sekarang menjadi Danau Toba. Danau air tawar terbesar di dunia ini memiliki ukuran 100km X 30 km.
Akibat letusan Gunung Toba, semburan debunya sampai mencapai daratan India yang berjarak ribuan kilometer dari pusat erupsi. Dengan volume material letusan yang diterbangkan mecapai 2800 km kubik, hingga debunya menutupi permukaan bumi dan menurut para ahli geologi menyebabkan suhu bumi mengalami penurunan hingga 15 derajat celcius. Konon letusannya setara 50 ribu kali letusan bom atom hiroshima.


    

2. Gunung Tambora NTB

Gunung Tambora berada di kota Dompu NTB. Gunung ini meletus tanggal 10-11 april 1815 silam. Letusan ini menyebabkan gemuruh suaranya terdengar sampai di Batavia, Makasar Ternate bahkan sampai Sumatra. Selain itu juga menyebabkan gempa berkeuatan 7 SR. Di beberapa pulau juga terjadi tsunami akibat dari letusan gunung tersebut. Tsunami itu terjadi di Besuki Jawa Timur dan Maluku.

Akibat letusan sekitar 71000 ribu warga terbunuh baik terpanggang maupun terbunuh akibat wabah kelaparan yang terjadi sesudah letusan. Semburan abu vulkanik sampai mencapai ketinggian 43 km di udara dan bertahan selama beberapa bulan dan menyebabkan perubahan musim di beberapa negara Eropa dan Amerika.





3. Gunung Krakatau ( Selat Sunda )


Krakatoa, juga dikenal sebagai Krakatau, adalah pulau vulkanis yang still-dangerous, terletak di Selat Sunda, Indonesia.26 Agustus 1883, sebuah rangkaian ledakan dahsyat yang mengerikan dengan kekuatan 13,000 kali lebih besar dari bom Hiroshima. Ledakannya terdengar hingga ke Perth, Australia.
Muntahan lebih dari 21 kilometer kubik batu dan debu membumbung hingga setinggi 70 mil. Secara resmi, lebih dari 37,000 orang tewas. Namun dengan tsunami yang ditimbulkannya, korban sepertinya bisa lebih besar lagi.


4. Gunung  Vesuvius


Letusan gunung vesuvius terjadi tahun 79m. Akibat letusan tersebut warga kota Pompei mati terpanggang. Selain itu korban yang meninggal juga banyak terjadi akibat tenggelamnya kota pompei tersebut.  Korban yang tewas diperkirakan mencapai 25000 orang dan lamanya letusan terjadi sekitar 20 jam nonstop.


5. Gunung Laki ( Eslandia )

Letusan gunung berapi setinggi 1750 mpl ini terjadi tahun 1783. Efek yang ditimbulkan adalah terbunuhnya sekitar 50% populasi makhluk hidup yang tinggal di negara tersebut. Mereka terbunuh karena menghirup udara yang mengandung belerang dan flourine. Semburan lava pijarnya sampai mencapai ketinggian 1400 meter.
Selain lima letusan dahsyat tersebut masih ada beberapa lagi letusan gunung yang tak kalah dahsyatnya. Diantaranya adalah letusan gunung mount pelee pada tanggal 8 mei 1902, Letusan Gunung Nevado del ruiz kolumbia yang membunuh 23000 warga kota dengan kecepatan aliran lahar 40km perjam. Letusan gunung Unzen di jepang tahun 1795 yang membunuh 15000 orang. Letusan Gunung kelud yang membunuh 5000 orang tahun 1919. Letusan gunung Papandayan Garut pada 1772 yang membunuh 3000 orang dan terkahir letusan Mount Lamington di Papua New Guenie tahun 1951 yang membunuh 3000 orang


dikutip dari berbagai sumber